Era Kebangkitan Boyband Indonesia.


Rada lebay ya judulnya? Sama, gw juga mikirnya kek gitu. Habis mau gimana lagi? Gw gak menemukan padanan kata yang tepat untuk mendeskripsikan tren musik Indonesia sekarang. Mungkin belum jadi tren. Tapi gw yakin seyakinnya yakin feeling gw kali ini gak bakal meleset. Sama kek feeling-feeling gw selama ini hehehehe. Masalahnya, tendensi kearah sana (boyband trending) udah mulai keliatan.

Ini semua bermula dari kemunculan SMASH yang datang dengan segudang kontroversi dan kehebohan disana-sini. Kemunculannya yang diekspos habis-habisan oleh segala macam media massa berimbas pada semakin menggemanya boyband ini di telinga masyarakat. Apalagi mereka punya “nilai jual unik” (kalo gak mau dibilang norak hehe) berupa style yang ke-korea-korea-an dan lirik lagu single mereka yang berjudul “I Heart You”. Actually, gw sendiri udah pernah ngebahas SMASH secara singkat di blog ini. Lo cari aja postingan gw yang berjudul “Sindrom Cenat-Cenut“.

Dulu gw sempet yakin dan percaya kalo masyarakat kita ini mudah “terhasut” oleh sesuatu yang menghebohkan. Nah, tabiat seperti ini biasanya akan berujung pada suatu upaya yang dimana kita pun akan ikut-ikutan melakukan hal serupa. Apalagi kalo fenomena (sesuatu yang menghebohkan) ini tadi ternyata menimbulkan euforia dan gegap gempita di kalangan masyarakat. Ternyata, pemikiran gw ini belum meleset. Terbukti sudah bahwa hal serupa kembali terjadi lagi. Kali ini, musik jadi sasarannya. Justifikasi gw ya dari kemunculan SMASH ini tadi dan bagaimana masyarakat kita meresponnya.

Sederhananya, alurnya seperti ini. SMASH muncul dengan segala macam atribut yang menempel besertanya (baik positif maupun negatif), diekspos oleh semua media, dapat tanggapan dari masyarakat, terkenal, jadwal manggung padat, punya banyak fans (entah real atau buatan), duit mengalir seperti air banjir 😀

Biasanya, kalo sudah seperti ini, gw yakin kalo musik Indonesia selama sementara waktu akan didominasi oleh jenis musik yang diusung para boyband ini. Peniru dan pengikutnya pun akan terus bertambah seiring dengan “angin musik yang berhembus” sekarang. And, this is it! Ini yang gw maksud dengan era kebangkitan boyband kita. Meskipun belum terbukti, tapi cepat atau lambat, era ini akan segera terjadi. Trust me, it works 😀 hehehe.

Oke guys. Here they are!

Chemistry gw kalo liat mereka berasa inget Blue. Ya gak sih? Soalnya salah satu personilnya ada yang berkulit hitam juga kek gw (lho?). O iya, kostum mereka disini juga mengingatkan gw sama boyband era 90an kita yang bernama M.E!

Nah kalo yang ini mengingatkan gw pada  trio yang dulu sempet populer sesaat. Namanya 3nity.

Personilnya 11 orang. Believe it or not, Ki Joko Bodo pun termasuk di dalamnya.

Boyband lainnya bernama Max 5. Gw belum menemukan videonya di Youtube. Mungkin emang Video Clip mereka belum dirilis. Ini fotonya.

 

Sebenernya, era kebangkitan boyband sendiri bukan baru-baru ini saja terjadi. Seinget gw, ini era yang ketiga kalinya semenjak era booming nya boyband di tanah air pada tahun 90an. Bahkan, dulu di salah satu stasiun TV swasta kita, sempat muncul kontes pencarian bakat khusus boyband. Sayangnya, gw lupa nama acaranya apa dan siapa pemenangnya.

Sebagai penikmat sekaligus pelaku musik tanah air, gw sangat berharap bahwa kehadiran boyband-boyband ini bisa menjadi penghibur yang benar-benar menghibur. Paling tidak, bisa memberikan suguhan layak tonton dan layak dengar ditengah arus mainstream musik kita sekarang yang dimana pop melayu masih menghegemoni.

Gw gak bakalan berharap banyak karena pasti apa yang gw harapkan gak bakal terwujud mengingat “era karena euforia” ini sih biasanya hanya berlangsung sesaat dan periodik saja. Gw cuma menuntut tiga hal yang gw rasa wajib dipenuhi setiap boyband jikalau masih ingin dikatakan sebagai boyband yang muncul karena bakat dan skill, bukan karena asal tampil. Pertama, kemampuan vokal yang mumpuni. Kedua, penampilan yang baik saat berada di panggung. Ketiga, totalitas dalam berkarya di panggung musik Indonesia.

Berusahalah dan berilah yang terbaik bagi kami, para pecinta musik Indonesia. Jadilah legenda seperti mereka yang sudah terlebih dahulu ada. Ikutilah jejak langkah mereka yang sekalipun namanya sudah hilang ditelan zaman, karya-karyanya masih terus dikenang dan tak akan pernah lekang oleh waktu 🙂

M.E.

T-Five.

NEO.

Cool Colors.

Coboy.

F.B.I.

Anteroboyz/Pentaboyz. (Btw, dulu gw pernah share stage bareng mereka 🙂 Suatu kehormatan bisa satu panggung bareng salah satu legenda boyband Indonesia versi gw. Hehehe)

Male Voice.

Trio Libels.

 

Dualisme Cinta


Love can be fun. Love may be hurt. Love can be everything you want it to. -Love Will Find You (Aditya)

Cinta dan wanita adalah dua hal yang sudah pasti membuat kita, kaum adam, dibuat pusing olehnya. Entah sudah berapa juta tulisan mengenai dua hal ini beredar sepanjang sejarah peradaban umat manusia. Entah sudah berapa milyar lagu muncul dengan tema serupa. Tentu saja, dua hal ini pula yang menyita waktu dan tenaga kita untuk sebisa mungkin mendapatkan yang terbaik sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama. Yup, saya pribadi percaya sebagai seorang pria, cinta (dalam konteks mendapatkan hati seorang wanita) itu wajib kudu musti harus untuk diperjuangkan dan dibela mati-matian sampai titik darah penghabisan. Begitulah kira-kira petuah yang beredar dalam mindset pria tatkala dirinya merasakan kehadiran cinta tersebut.

Gak percaya? Ini buktinya.

Kembali ke quote yang saya tampilkan di awal tulisan. Saya kira kita semua sudah tahu dengan persis bahwa yang namanya cinta itu belum tentu berujung pada kata bahagia. Seringkali, ketika pria jatuh cinta pada seorang wanita, justru wanita itu tidak membalas dengan perasaan yang sama. Bahasa kerennya “ditolak”. Momen-momen seperti ini biasanya membuat kepribadian pria tersebut mengalami fluktuasi yang sekarang ini dikenal dengan istilah “galau”. Bisa juga cinta si pria tersebut berbalas, namun karena satu dan lain hal, mereka terpaksa mengakhiri hubungan mereka. Bahasa kerennya “putus”. Nah, kalau sudah demikian, sudah bisa ditebak, fluktuasi dalam diri pria tersebut akan melonjak tajam. Kata-kata bernuasana “galau” pasti akan menggema kemana-mana dalam keseharian pria tersebut.

Satu hal yang paling mencolok ketika seorang pria sedang jatuh cinta adalah adanya transisi perubahan sikap dalam diri pria tersebut. Apalagi kalau ia sudah berhadapan dengan wanita yang ia cintai. Pencitraan dan manajemen kesan sudah pasti akan dilakukan demi mendapatkan perhatian dari wanita tersebut. Kalau diterjemahkan ke bahasa anak muda sekarang ; “tebar pesona” dan jaga image (jaim). Tak jarang, mereka akan terlihat sangat lain daripada kepribadian biasanya. Mereka akan terlihat kikuk, bodoh, konyol, dan sebagainya. Bahasa kerennya “mati gaya” (matgay) atau “salah tingkah” (salting).

Nah, dua paragraf diatas sudah pernah saya alami. Tulisan kali ini bukan muncul karena pengalaman-pengalaman tersebut. Tulisan ini terinspirasi dari teman-teman saya yang mengalami hal-hal getir terkait dengan cinta sepanjang usia mudanya. Saya sangat bisa menangkap perasaan atau emosi mereka, karena percaya atau tidak, saya sangat sering dijadikan tempat berkeluh kesah bagi para pria yang patah hati ataupun sedang jatuh cinta. Setidak-tidaknya, saya menuangkan perenungan saya akan kisah-kisah memilukan sekaligus membahagiakan tersebut dalam bentuk dua nyanyian yang akan saya tampilkan dibawah ini. Keduanya memiliki “kutub perasaan” yang berbeda. Saya anggap kedua lagu ini mampu “mengekspresikan” perasaan-perasaan tersebut dengan lebih konkrit. Sekedar info tambahan, kedua video dibawah ini merupakan video cover yang saya buat bersama teman-teman saya tempo hari.

Kalau boleh sedikit bercerita, lagu ini selalu muncul dalam kepala saya ketika saya jatuh cinta dengan wanita cantik yang mendampingi saya sekarang. Saya menyukai liriknya. Melodinya pun sangat asik untuk didendangkan. Buat saya, lagu ini jelas menggambarkan euforia pria ketika sedang dimabuk asmara. Karena saya pun merasakan euforia serupa dulu 😉 Hehehehe. Tak terasa, setahun sudah lagu ini “menjejak” dalam kepala saya. Boleh dikatakan lagu ini adalah wujud nyata dari potongan quote diawal tulisan : love can be fun.

Kami memutuskan untuk membuat video ini karena salah seorang teman saya sedang mengalami fluktuasi karena hubungannya yang terpaksa harus berakhir dengan cara yang menyakitkan. Oleh karena itu, ia pun terus menganggap hubungannya tersebut sebagai sebuah kisah sedih yang tak akan pernah berkesudahan. Jujur, sekalipun saya tidak mengalami hal yang dirasakan teman saya itu, entah kenapa, saya bisa merasakan emosi teman saya tersebut. Saya bisa merasakan emosi “hancur”, kehilangan, dan patah hati teman saya tersebut. Maka jangan heran, jika saya terlihat sangat amat emosional di video tersebut. Boleh dibilang, jika kembali mengacu pada quote di awal tulisan ini, lagu di atas adalah bentuk konkrit dari kata love may be hurt.

Ada sejuta rasa ketika kita sedang jatuh cinta. Rasa-rasa ini yang membuat hidup kita penuh warna. Pada akhirnya, saya hanya ingin menyampaikan satu pesan sederhana. “Jika anda siap untuk mencintai, maka anda pun harus siap untuk sakit dan patah hati”.