Tentang #Galau


Serius. Kata ini sangat amat happening sekali. Dan percayalah, dimanapun dan kapanpun, lo akan menemukan kata ini. Setiap saat. Setiap waktu.

Entah darimana kata ini berasal, gw juga gak tahu persis. Awalnya, gw mengira kata ini baru saja dimasukkan kedalam bahasa kita, tapi ternyata dugaan gw salah. Kata “galau” sudah eksis sedari dulu. Cuma memang, kata ini baru saja tenar sekarang ini. Nah, kali ini gw akan sedikit memaparkan hasil analisis gw pribadi mengenai fenomena kata “galau” yang saat ini banyak diadopsi untuk menyatakan perasaan kawula muda kita.

Seperti yang tadi gw sebut, kata “galau” ini sebenarnya udah lama ada. Bahkan sangat lama. Selama ini, kalau menurut pengamatan gw, “galau” itu identik dengan perasaan hati yang campur aduk. Ada rasa sedih, senang, cemas, dan sebagainya. Padahal, kalau merujuk pada definisi aslinya, bisa dibilang kata “galau” ini jauh dari definisi “ekspresi perasaan”.

ga·lau a, ber·ga·lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);
ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau.

Nah, ini dia definisi “galau” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan. Bisa dibilang, jika mengacu pada definisi di atas, “galau” itu menyangkut keadaan pikiran, bukan perasaan yang selama ini sering dipersepsikan dan diartikan demikian 🙂 Kemudian, menurut definisi aslinya, “galau” itu seolah-olah dilakukan dan terjadi secara berjamaah bukan secara perorangan. Selama ini, banyak orang yang mengaitkan kesendirian seseorang dengan “galau”, dan sebagainya.

Jikalau demikian, menurut gw, padanan kata yang tepat untuk definisi seperti ini selain “galau” adalah carut marut. Kalau kata “galau” dimaknai sebagai sesuatu yang berhubungan dengan perasaan, menurut gw, padanan yang sekiranya cocok adalah kata labil, resah, gundah gulana, gusar, gelisah, fluktuatif/fluktuasi, gamang, dan dilema.

Lantas, darimana sebenarnya kata ini berasal? Gw mencoba menerka-nerka kehadiran kata “galau” ini khususnya alasan dibalik mengapa kata “galau” ini banyak dipakai anak muda sekarang. Asumsi gw, kalau mau ditelaah dari perspektif musik, cikal bakal populernya kata “galau” ini sendiri berawal dari lagu Nelly featuring Kelly Rowland yang berjudul “Dilemma”. Lagu ini sangat populer di zamannya. Kurang lebih sekitar lima sampai enam tahun silam.

Kemudian, di Indonesia sendiri, kata “galau” mulai eksis di tahun 2007  (kalau gak salah). Waktu itu, Titi DJ mengeluarkan album dia yang terbaru yang dimana salah satu hits yang diandalkannya adalah sebuah lagu yang berjudul “galau”.

Gw rasa lagu ini jadi salah satu “biang keladi” popularitas kata “galau”.

Seperti yang tadi gw bilang, kata “galau” ini baru populer sekarang. Dan memang iya! Gw melakukan sedikit pelacakan via Google Trend. Gw pengen tahu seperti apa pertumbuhan kata “galau” ini di situs pencari terbesar di dunia tersebut. And this is it! Asumsi gw lagi-lagi benar! Hehehe.

Sumber : Grafik Pertumbukan Kata “Galau” via Google Trend, April 2011.

Dari sini bisa kita simpulkan bersama bahwasannya kata “galau” itu baru mulai booming sekitar tahun 2009 sampai sekarang. Sampai sini, gw yakin kalau pemicu populernya kata “galau” tak lain dan tak bukan adalah karena keberadaan social media semacam Facebook dan Twitter!

Di Facebook ada sebuah fan page yang bernama Galau City. Sebuah laman yang dimana semua orang didalamnya dianggap sebagai citizen dan berhak memiliki KTP sendiri atas nama penduduk Galau City. Silahkan klik link dibawah ini kalau lo penasaran tentang Galau City.

Link menuju Galau City!

Di Twitter lebih banyak lagi! Silahkan lo buka lama Twitter. Gak usah login, cukup di halaman utamanya. Pada kolom search, coba lo ketik “#galau”. Dan jangan kaget karena lo bakal ngeliat banyak orang bisa menggunakan kata ini sampai-sampai menjadi trending topic yang dibahas di seluruh dunia! Yup, hari ini SINGLE GALAU jadi trending topic, kawan-kawan!

Demikian hasil analisis saya. Semoga bermanfaat bagi kita semua! Gw gak berusaha mengatakan “galau” itu salah. Karena gimanapun juga, “galau” itu bagian dari ekspresi diri 🙂 Selamat menggalau buat mereka yang single, dan selamat bersenang-senang buat mereka yang berpacar hehe. Happy weekend, universe!

Era Kebangkitan Boyband Indonesia.


Rada lebay ya judulnya? Sama, gw juga mikirnya kek gitu. Habis mau gimana lagi? Gw gak menemukan padanan kata yang tepat untuk mendeskripsikan tren musik Indonesia sekarang. Mungkin belum jadi tren. Tapi gw yakin seyakinnya yakin feeling gw kali ini gak bakal meleset. Sama kek feeling-feeling gw selama ini hehehehe. Masalahnya, tendensi kearah sana (boyband trending) udah mulai keliatan.

Ini semua bermula dari kemunculan SMASH yang datang dengan segudang kontroversi dan kehebohan disana-sini. Kemunculannya yang diekspos habis-habisan oleh segala macam media massa berimbas pada semakin menggemanya boyband ini di telinga masyarakat. Apalagi mereka punya “nilai jual unik” (kalo gak mau dibilang norak hehe) berupa style yang ke-korea-korea-an dan lirik lagu single mereka yang berjudul “I Heart You”. Actually, gw sendiri udah pernah ngebahas SMASH secara singkat di blog ini. Lo cari aja postingan gw yang berjudul “Sindrom Cenat-Cenut“.

Dulu gw sempet yakin dan percaya kalo masyarakat kita ini mudah “terhasut” oleh sesuatu yang menghebohkan. Nah, tabiat seperti ini biasanya akan berujung pada suatu upaya yang dimana kita pun akan ikut-ikutan melakukan hal serupa. Apalagi kalo fenomena (sesuatu yang menghebohkan) ini tadi ternyata menimbulkan euforia dan gegap gempita di kalangan masyarakat. Ternyata, pemikiran gw ini belum meleset. Terbukti sudah bahwa hal serupa kembali terjadi lagi. Kali ini, musik jadi sasarannya. Justifikasi gw ya dari kemunculan SMASH ini tadi dan bagaimana masyarakat kita meresponnya.

Sederhananya, alurnya seperti ini. SMASH muncul dengan segala macam atribut yang menempel besertanya (baik positif maupun negatif), diekspos oleh semua media, dapat tanggapan dari masyarakat, terkenal, jadwal manggung padat, punya banyak fans (entah real atau buatan), duit mengalir seperti air banjir 😀

Biasanya, kalo sudah seperti ini, gw yakin kalo musik Indonesia selama sementara waktu akan didominasi oleh jenis musik yang diusung para boyband ini. Peniru dan pengikutnya pun akan terus bertambah seiring dengan “angin musik yang berhembus” sekarang. And, this is it! Ini yang gw maksud dengan era kebangkitan boyband kita. Meskipun belum terbukti, tapi cepat atau lambat, era ini akan segera terjadi. Trust me, it works 😀 hehehe.

Oke guys. Here they are!

Chemistry gw kalo liat mereka berasa inget Blue. Ya gak sih? Soalnya salah satu personilnya ada yang berkulit hitam juga kek gw (lho?). O iya, kostum mereka disini juga mengingatkan gw sama boyband era 90an kita yang bernama M.E!

Nah kalo yang ini mengingatkan gw pada  trio yang dulu sempet populer sesaat. Namanya 3nity.

Personilnya 11 orang. Believe it or not, Ki Joko Bodo pun termasuk di dalamnya.

Boyband lainnya bernama Max 5. Gw belum menemukan videonya di Youtube. Mungkin emang Video Clip mereka belum dirilis. Ini fotonya.

 

Sebenernya, era kebangkitan boyband sendiri bukan baru-baru ini saja terjadi. Seinget gw, ini era yang ketiga kalinya semenjak era booming nya boyband di tanah air pada tahun 90an. Bahkan, dulu di salah satu stasiun TV swasta kita, sempat muncul kontes pencarian bakat khusus boyband. Sayangnya, gw lupa nama acaranya apa dan siapa pemenangnya.

Sebagai penikmat sekaligus pelaku musik tanah air, gw sangat berharap bahwa kehadiran boyband-boyband ini bisa menjadi penghibur yang benar-benar menghibur. Paling tidak, bisa memberikan suguhan layak tonton dan layak dengar ditengah arus mainstream musik kita sekarang yang dimana pop melayu masih menghegemoni.

Gw gak bakalan berharap banyak karena pasti apa yang gw harapkan gak bakal terwujud mengingat “era karena euforia” ini sih biasanya hanya berlangsung sesaat dan periodik saja. Gw cuma menuntut tiga hal yang gw rasa wajib dipenuhi setiap boyband jikalau masih ingin dikatakan sebagai boyband yang muncul karena bakat dan skill, bukan karena asal tampil. Pertama, kemampuan vokal yang mumpuni. Kedua, penampilan yang baik saat berada di panggung. Ketiga, totalitas dalam berkarya di panggung musik Indonesia.

Berusahalah dan berilah yang terbaik bagi kami, para pecinta musik Indonesia. Jadilah legenda seperti mereka yang sudah terlebih dahulu ada. Ikutilah jejak langkah mereka yang sekalipun namanya sudah hilang ditelan zaman, karya-karyanya masih terus dikenang dan tak akan pernah lekang oleh waktu 🙂

M.E.

T-Five.

NEO.

Cool Colors.

Coboy.

F.B.I.

Anteroboyz/Pentaboyz. (Btw, dulu gw pernah share stage bareng mereka 🙂 Suatu kehormatan bisa satu panggung bareng salah satu legenda boyband Indonesia versi gw. Hehehe)

Male Voice.

Trio Libels.