Sindrom “Cenat-Cenut”


You know me so well, Girl I need you, Girl I love you, Girl I heart you..”

Siapa yang gak asing dengan kata-kata diatas? Ada yang gak tahu? Kebangetan banget kalo sampe lirik fenomenal ini aja lo gak tahu sama sekali.

Yup, lirik di atas itu tak lain dan tak bukan adalah lirik lagu dari boyband SM*SH yang berjudul “I Heart You”. Judul yang keren. Cuma sayang, judul dengan penampilannya punya ketimpangan yang teramat besar. Ketimpangan yang gw maksud adalah gaya boyband ini yang denger-denger plagiat boyband Korea Selatan. Selain itu, sepengetahuan gw, mereka itu totally dancer. Jadi emang gak ada satupun yang mumpuni dalam urusan bermusik. Yah, namanya juga industri komersil. Apapun di halalkan asalkan memperoleh untung yang sebesar-besarnya.

Terbukti kalo mereka ini laku di pasaran. Entah emang karena orang-orang beneran suka atau karena saking jijik dan enegnya ngeliat penampilan mereka yang selalu lipsync. Dan lagi-lagi, hal itu gak jadi masalah asalkan ada benefit yang didapat. Mau dibilang plagiator, gak bisa nyanyi, toh buktinya nama mereka menjadi besar dan menggema dimana-mana. Jangan-jangan emang strategi “hadir untuk dicaci maki” itu sengaja dibuat untuk mendompleng popularitas mereka? Who knows.

Dan kini, mereka jadi fenomena yang banyak diperbincangkan dimana-mana. Bahkan, dua buah kata dalam lirik lagu “I Heart You” yang gw sebut di atas, menjadi istilah baru yang langsung secepat kilat diadaptasi serta diadopsi oleh kawula muda. Yak, tebakan lo benar. Kata-kata yang gw maksud adalah “cenat-cenut”. Setau gw, lazimnya kata “cenat-cenut” ini dipakai untuk menunjukkan kondisi kesakitan. Biasanya dipakai sebagai istilah untuk mengekspresikan rasa sakit yang mendera gigi atau kepala. Bersinonim dengan “nyu-nyut-an” lah. CMIIW. Hehe. Cuma, sepertinya terjadi pergeseran makna besar-besaran disini. Memang, jika ditelaah lebih mendalam, secara rasa bahasa, teks lagu ini jauh dari kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar. But who cares? Yang penting lo senang, gw untung. Kurang lebih kek gitu mungkin yang ada di pikiran Sang Produser SM*SH ini.

Hebatnya lagi, kata-kata ini sampai diadopsi oleh iklan layanan seluler tertentu untuk mempromosikan services mereka ke masyarakat. Makin eksisĀ aja si “cenat-cenut” ini.

Dimana ada sebuah fenomena atau gejala, disitu pula ada euforia dan antusiasme masyarakat. Dan dugaan gw benar. Gak lama setelah official video mereka muncul, muncul pula video-video cover mereka yang di remake ulang oleh beberapa orang. Salah satu video yang paling fenomenal adalah video parodi mereka yang katanya dibuat oleh rekan-rekan mahasiswa ITB, Bandung.

Ini video yang gw maksud.

Sebagai perbandingan, gw kasih video official nya. Setelah gw amati baik-baik, ternyata intro lagu ini mirip dengan intro lagunya Justin Bieber yang berjudul “Baby”. Gak salah emang kalo mereka dibilang plagiator hehehehe.

Hm, nampaknya sebagian besar dari industri musik kita masih mengedapankan motif ekonomi dibandingkan ideologi. Kecendrungan yang ada sekarang menunjukkan hal demikian. Mulai dari genre pop melayu yang seolah-olah menjadi kiblat mainstream bagi band-band baru yang ingin menuai kesuksesan, sampai pada hilangnya “orisinalitas” serta ideologi musik tanah air. Memang tidak semua, tapi gw pribadi miris dengan keadaan maintream yang jauh dari kata “worth it”. Betul, musik itu berkaitan dengan selera orang yang mendengarkannya. Cuma tetaplah ada kaidah-kaidah tertentu yang seharusnya bisa diberlakukan secara universal tanpa memandang rasa, selera, status, identitas, jati diri, atribut, latar belakang sosial budaya, dan sebagainya.

Paling tidak, ada dua hal yang paling make sense buat gw terima sekarang terkait dengan fenomena “cenat-cenut” ini. Sekalipun gw gak suka dengan musik dan gaya yang mereka usung, gw patut berbahagia karena gw gak sendirian. Selain itu, gw punya bahan lawakan tersendiri karena kehadiran mereka seringkali berujung pada kata “lelucon” belaka.

Iseng-iseng, gw menemukan sebuah video cover “I Heart You” yang paling bagus yang pernah gw temukan sampai detik ini. Thank God! Lumayanlah, gw jadi sedikit bisa menikmati melodi lagu ini meski cuma sesaat. Hehehe. Video ini juga bisa lo pake kalo lo mau karaokean dengan gaya “elegan” karena emang video cover ini full instrumental aja.

Enjoy, guys šŸ˜€

 

*UPDATE!

Semalam, tepatnya tanggal 11 Febuari 2011, gw mencoba maraton karaokean Youtube sebanyak 20 lagu. Alhasil, target tak tercapai. Masih kurang 4 lagu yang rencananya akan gw akumulasikan malam ini jadi 24 lagu hehehe. Nah, di tengah iseng-iseng karaokean tersebut, gw menemukan video cover lagu “I Heart You” yang terbilang Ā baru karena dari waktu pengunduhannya menunjukkan hal tersebut, yakni sekitar 3 sampai 4 hari yang lalu. Performer nya bisa dibilang 3 orang musisi berbakat Indonesia saat ini. Tiga orang musisi Indonesia yang gw kagumi karena skill dan performance nya saat manggung itu luar biasa keren!

Ini video yang gw maksud. Emang keknya sih cuma buat lucu-lucuan doang. Tapi sangat amat keterlaluan meskipun cuma lucu-lucuan. Maksudnya, “bercandaan” aja tapi bisa bikin tampilan yang asik dan groovy banget! Hehehe

Mereka Yang Dimabuk Asmara Pasti Berdansa!


Hello Dear, What can I do for you? Shall we dance?

Oke-oke. Gw tahu persis kalo judul tulisan kali ini rada dangdut, alay, atau lebay. Terserah lo. Postingan gw ini sama sekali gak ada hubungannya dengan penelitian, survey, atau jurnal ilmiah manapun yang mungkin pernah ada dan membahas topik serupa dengan judul. Koreksi gw kalo ternyata emang ada penelitian yang membenarkan judul diatas.

Jangan-jangan, setelah ini, ada yang berniat bikin penelitian betulan lagi?

Hah? Maksud lo?”

Ya siapa tau ada yang mendapatkan pencerahan setelah membaca tulisan inspiratif ini

Najis. Gabakalan pernah ada yang kepikiran kek gitu. Bermimpi pun tidak.”

Lantas, kenapa tiba-tiba gw kepikiran buat tulisan ini?

Semuanya bermula dari video Youtube yang di share partner gw beberapa waktu yang lalu. Video tersebut tak lain dan tak bukan adalah video soundtrack film animasi Cinderella. Sepertinya dia cukup tertarik dengan soundtrack film kartun ini yang di remake ulang James Ingram.

Nah, di video itu nampaklah seorang putri cantik yang sedang berdansa dengan pangeran kelantan nan rupawan. Ya, adegan dansa standar yang biasanya sering kita lihat dari masa ke masa. Namanya juga diadopsi dari buku cerita, situasi dan kondisi ketika mereka berdansa sudah bisa ditebak. Malam hari, rembulan, cahaya-cahaya redup, air atau elemen alam sejenis, dan lain sebagainya. Seperti biasa, adegan dansa tersebut diakhiri dengan satu adegan ciuman.

Ini video yang gw maksud.

Setelah gw cermati dengan seksama, dan melalui serangkaian pemaknaan, perenungan mendalam, serta meditasi di lereng Gunung Kidul, gw menemukan sebuah fakta yang cukup unik!

APAAN TUCH?!

Gw menemukan pola yang relatif sama dalam beberapa film animasi fantasi sejenis. Pola yang gw maksud adalah adegan berdansa tadi. Dalam beberapa film Disney, berdansa seakan-akan menjadi adegan wajib yang harus diperagakan sebagai wujud konkrit dalam mengekspresikan rasa kasih sayang dan cinta kita kepada pasangan masing-masing. Gak cuma itu aja sih. Di beberapa film lain yang notabene gak ada kaitannya sama Disney pun, adegan ini kerapkali muncul.

Gw mulai penasaran dengan hubungan keduanya. Maksudnya gini. Apa benar kalo kita sedang jatuh cinta, bawaannya pengen berdansa sama pasangan? Sepertinya sih gak juga. Kenapa? Ya karena tergantung dengan situasi dan kondisi yang ada. Gak mungkin ditengah jalan kita berdansa kek Aladdin dan Princess Jasmine. Lo pikir ini Festival Ice Skating?

Rasa penasaran gw ini pun terjawab dengan sendirinya. Ya, gw jawab sendiri juga sih hehehe. Dulu, gw pernah baca di suatu artikel ilmiah yang menyatakan bahwa efek dari berpelukan dengan pasangan itu sama dengan efek dari berpegangan tangan selama berapa jam atau hari gitu. Nah, ketika kita memegang tangan pasangan, akan muncul semacam reaksi kimia yang dimana nantinya reaksi ini akan menjadi stimulus bagi tubuh kita. Tubuh kita pun akan mengeluarkan hormon tertentu yang berfungsi memberikan kenyamanan, ketentraman, kedamaian, dan keamanan akibat dari adanya kontak fisik berupa pegangan tangan tadi.

Nah, kalo berpelukan aja bisa menghasilkan sinyal yang luar biasa hebat menggetarkan hati kita, bisa jadi, berdansa memberikan efek yang berpuluh-puluh atau mungkin beribu-ribu kali lipat dari itu! Gak tau juga sih benar apa engga. Ini opini gw pribadi aja. Gimana engga? Dansa itu gak cuma berpegangan tangan. Ketika kita berdansa, kita juga sesekali berpelukan, tertawa, berbagi ekspresi, mengatur langkah kaki, dan banyak hal lain yang kita kompromikan bersama pasangan. So, berdansa itu boleh dibilang salah satu manifestasi cinta yang paling baik dan tidak berlebihan.

Kembali ke pernyataan gw diawal. Gw berhasil menemukan pola yang cukup unik dari film-film animasi Hollywood yang bertemakan cinta. Sebagian besar, punya adegan dansanya. Gak percaya? Ini buktinya! Hehe.

Beauty and The Beast.

Anastasia.

Pocahontas.

The Little Mermaid.

The Swan Princess.

Wall E.

Bahkan, pola serupa juga gw temukan untuk ciptaan Tuhan yang beda spesies dan jenis lho. Memang kalo udah urusan asmara, apapun bisa terjadi saudara-saudara! Hehehehe.

King Kong (2005).

Sebagai penutup, gw kasih satu video musik Indonesia yang lumayan asik untuk dijadiin musik pengiring kalo lo mau berdansa sama pasangan lo. Dan gak sendirian juga ya hehehehe.

Enjoy, guys!